Jagalah Lisanmu – Syaikh Sholih al-Ushoimi #NasehatUlama
Kemudian Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- menjelaskan pokok dari segala perkara Dengan bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan pokok dari semua itu?” Dan kata (الْمِلَاكُ) dengan kasrah atau fathah pada huruf Mim, bermakna pokok dan inti dari sesuatu Yakni inti dari segala perkara Kemudian beliau bersabda, “كُفَّ عَلَيْكَ لِسَانَكَ” yakni jagalah lisanmu Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- menjadikan seluruh apa yang telah disebutkan itu tergantung pada penjagaan lisan Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- menjadikan seluruh apa yang telah disebutkan itu tergantung pada penjagaan lisan Mengapa demikian? Mengapa beliau menjadikan seluruh apa yang telah disebutkan itu tergantung pada penjagaan lisan? BagusKarena orang yang dapat menjaga lisan, mampu melaksanakan amalan
Sedangkan orang yang tidak menjaga lisannya, maka ia akan sibuk dengan hal yang sia-sia karena orang yang dapat menjaga lisan, mampu melaksanakan amalan.
Sedangkan orang yang tidak menjaga lisannya, maka ia akan sibuk dengan hal yang sia-sia
Karena banyak bicara akan melemahkan anggota tubuh lainnya
Karena banyak bicara akan melemahkan anggota tubuh lainnya
Sedangkan penjagaan lisan, dapat menguatkan badan seseorang, sehingga dapat membantunya dalam beramal
Sehingga inti dari kebaikan dan keburukan seorang hamba ada pada lisannya
Ibnu Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Aku tidak melihat sesuatu yang lebih layak untuk ditahan melebihi lisan”
“Aku tidak melihat sesuatu yang lebih layak untuk ditahan melebihi lisan”
Oleh sebab itu, salah satu inti dari kebaikan seorang hamba adalah sedikit bicara
Barangsiapa yang sedikit bicara maka ia akan selamat
Dan ini merupakan salah satu sifat yang paling agung yang dimiliki para salaf
Akan tetapi, sekarang sifat sedikit bicara telah dilalaikan
Dan banyak bicara dianggap sebagai sifat yang terpuji
Seringkali kamu mendengar pujian bagi orang yang banyak bicara
Dan perhatian terhadap orang yang pandai bicara dengan memujinya sebagai khatib yang ulung dan fasih
Dan sedikit sekali kamu temui orang yang mengajarkanmu untuk diam
Iyas al-‘Ijliy pernah berkata, “Aku melawan diriku selama 10 tahun untuk belajar diam”
“Aku melawan diriku selama 10 tahun untuk belajar diam” karena begitu besarnya manfaat diam
Dan diam adalah salah satu hal terbesar yang dapat membantu seseorang untuk beribadah
Oleh sebab itu, Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- menjadikan seluruh apa yang telah disebutkan tersebut, berporos pada penjagaan seorang hamba terhadap lisannya
===============================================================================
ثُمَّ بَيَّنَ النَّبِيُّ صّلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِمَاعَ الْأَمْرِ
فَقَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟
وَالْمِلَاكُ بِكَسْرِ الْمِيْمِ وَتُفْتَحُ هُوَ قَوَامُ الشَّيْءِ وَنِظَامُهُ هُوَ قَوَامُ الشَّيْءِ وَنِظَامُهُ
أَيِ الْأَمْرُ الْجَامِعُ لَهُ أَيِ الْأَمْرُ الْجَامِعُ لَهُ
ثُمَّ قَالَ كُفَّ عَلَيْكَ لِسَانَكَ أَيْ أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ
فَجَعَلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيْعَ مَا تَقَدَّمَ مَرْدُوْداً إِلَى كَفِّ اللِّسَانِ
فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيْعَ مَا تَقَدَّمَ مَرْدُوْداً إِلَى اللِّسَانِ
لِمَاذَا؟
لِمَاذَا؟ جَعَلَ كُلَّ مَا تَقَدَّمَ مَرْدُوْداً إِلَى اللِّسَانِ هَيَّا هَيَّا
أَحْسَنْتَ
لِأَنَّ مَنْ أَمْسَكَ لِسَانَهُ قَدِرَ عَلَى الْعَمَلِ
وَمَنْ أَرْسَلَ لِسَانَهُ رَعَى مَعَ الْهَمَلِ
لِأَنَّ مَنْ أَمْسَكَ لِسَانَهُ قَدِرَ عَلَى الْعَمَلِ وَمَنْ أَرْسَلَ لِسَانَهُ رَعَى مَعَ الْهَمَلِ
فَإِنَّ كَثْرَةِ الْهَذْرِ تُضْعِفُ أَعْضَاءِ الْإِنْسَانِ
فَإِنَّ كَثْرَةَ الْهَذْرِ تُضْعِفُ أَعْضَاءِ الْإِنْسَانِ
وَيُقَوِّيْ إِمْسَاكُ اللِّسَانِ بَدَنَ الْعَبْدِ فَيُعِيْنُهُ عَلَى الْعَمَلِ
فَمَدَارُ صَلَاحِ الْعَبْدِ وَفَسَادِهِ عَلَى أَمْرِ لِسَانِهِ
قَالَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَا رَأَيْتُ شَيْئاً أَحَقَّ بِطُوْلِ حَبْسٍ مِنْ لِسَانٍ
مَا رَأَيْتُ شَيْئاً أَحَقَّ بِطُوْلِ حَبْسٍ مِنْ لِسَانٍ
وَلِهَذَا فَإِنَّ مِنْ أُصُوْلِ صَلَاحِ الْعَبْدِ صَمْتُهُ
فَمَنْ صَمَتَ نَجَا
وَهُوَ مِنْ أَجَلِّ الصِّفَاتِ الَّتِي كَانَتْ مِنْ خِصَالِ السَّلَفِ
وَقَدْ صَارَ الصَّمْتُ مَهْجُوْراً
وَصَارَ الْكَلَامُ مَمْدُوْحاً
فَكَثِيْراً مَا تَسْمَعُ الْإِشَادَةَ بِالْكَلَامِ
وَالاِعْتِنَاءَ بِمَعْرِفَةِ مَا يَكُوْنُ بِهِ الْإِنْسَانُ خَطِيْباً مُفَوَّهاً فَصِيْحاً
وَقَلَّ أَنْ تَجِدَ إِنْسَاناً يُعَلِّمُكَ الصَّمْتَ
وَقَدْ قَالَ إِيَاسٌ الْعِشْرِيَ إِيَاسٌ الْعِجْلِيُّ جَاهَدْتُ نَفْسِيْ فِيْ تَعَلُّمِ الصَّمْتَ عَشَرَ سِنِيْنَ
جَاهَدْتُ نَفْسِيْ فِيْ تَعَلُّمِ الصَّمْتَ عَشَرَ سِنِيْنَ لِعِظَمِ مَنْفَعَةِ الصَّمْتِ
الصَّمْتُ مِنْ أَعْظَمِ مَا يُعِيْنُ الْإِنْسَانَ عَلَى الْعُبُوْدِيَّةِ
وَلِأَجْلِ هَذَا رَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ مَا تَقَدَّمَ إِلَى إِمْسَاكِ الْعَبْدِ لِسَانَهُ